Rabu, 17 Juni 2009

CINTA DUNIA TANDA KEHANCURAN




Wahai kaum muslimin semoga Allah memberikan hidayah-Nya kepada kita, Cinta adalah pokok seluruh amalan. Tidaklah seseorang mengerjakan sesuatu melainkan demi meraih apa yang ia cintai, apakah itu sesuatu yang membawa manfaat baginya atau sesuatu yang bisa menangkal madlorot (bahaya) yang akan menimpanya.
Dengan cinta seseorang bisa mencapai kebahagiaan. Dengan cinta pula seseorang akan terjerumus ke dalam lembah kenistaan. Surga yang penuh kenikmatan bisa diraih dengan cinta. Begitu pula neraka yang penuh dengan kesengsaraan, orang bisa masuk kedalamnya disebabkan cinta pula. Lantas bagaimanakah jika seseorang lebih mencintai urusan dunia daripada hal-hal yang bisa mengantarkan pada kebahagiaan akhirat yang abadi?

Indahnya Dunia dalam perspektif Islam
"Dunia" bila dilihat dari asal katanya berarti sesuatu yang rendah. Al-Qur'an sendiri mengatakan di banyak ayatnya bahwa dunia itu hanyalah senda gurau dan permainan. Ia merupakan kehidupan yang fana dan pasti akan berakhir. Allah berfirman dalam Al-Qur'an surat al-Ankabut ayat 64 : "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main, dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui".(Q.S. al-Ankabut [29]:64).
Pada suatu ketika, Rosulullah melewati sebuah pasar yang di dalamnya terdapat seekor bangkai kambing yang telinganya putus lantas beliau menawarkanya kepada para sahabatnya dengan harga satu dirham. Akan tetapi, para sahabat tidak mau. Kemudian beliau menawarkan secara cuma-cuma (gratis). Lagi-lagi, para sahabat menolaknya seraya berkata: "Demi Allah kalau seandainya kambing ini masih hidup maka ia ada cacatnya karena telinganya tersebut, lalu bagaimana jika ia sudah manjadi bangkai dan dalam keadaan seperti itu?" Maka dengan bijak Rosulullah memberi pengarahan kepada para sahabatnya dengan mengatakan: "Demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina daripada seekor kambing ini." (H.R. Muslim: 2957).
Walaupun demkian, bukan berarti kita harus meninggalkan dan skeptis dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Akan tetapi kita memanfatkan dunia sekadarnya saja karena dunia ini diciptakan oleh Allah hanyalah sebagai sarana untuk menggapai kebahagiaan yang hakiki di akhirat kelak.

Cinta Dunia Adalah Tabiat Manusia
Di antara sifat manusia yang merupakan bawaan sejak lahir adalah cinta akan bapak, ibu, suami, isteri, anak, harta yang melimpah, kendaraan yang nyaman dan mewah, banyaknya binatang ternak, dan suksesnya perniagaan. Hal ini bisa jadi lumrah lantaran hal itu semua memang salah satu tabiat manusia sebagaimana firman Allah:
"Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). (Q.S.Ali Imran [3]: 14)"
"Cinta bawaan" ini akan membuahkan kebahagiaan yang berlipat ganda bila pemiliknya tidak mencurahkan semua benih-benih cinta tersebut dalam hatinya hanya melulu kepadanya. Namun, ia mencintainya sekadar sebagai sarana untuk menggapai keridhoan Rabbul 'alamin (Allah) dengan menunaikan segala kewajibanya serta meninggalkan semua hal-hal yang membuat Dia murka.

Ciri-Ciri Pecinta Dunia
Sebenarnya banyak ciri-ciri orang yang lebih mencintai dunia daripada akhirat. dan diantaranya adalah:
  1. Seseorang yang mencintai sesuata tentu akan senang dan akan menyebut-nyebut sesuatu yang ia cintai dan sangat senang bercengkerama denganya. Ia akan merasa damai dan tenteram bila berada di sampingnya dan bila berjauhan ia akan merasa terus merindukanya dan ingin selalu berjumpa denganya. Bila berpisah denganya akan terasa sangat berat baginya.
  1. Orang yang cinta kepada sesuatu pastilah lebih mengutamakan apa yang dicintainya daripada yang lain. demi mendapatkan apa yang ia cintai, ia rela mengorbankan harta, waktu, dan bahkan nyawa. Ini terbukti dengan makin banyaknya aturan-aturan Islam yang ia tinggalkan karena tergoda dengan gemerlapnya dunia yang telah menipunya.
Maka siapa saja yang merasa pada dirinya ada sifat-sifat ini ketika menghadapi kenikmatan dunia maka ia termasuk orang yang cinta dunia secara tidak proporsional (menempatkan pada tempatnya) bahkan berlebih-lebihan.

Akibat Cinta Dunia Yang Berlebihan
Cinta dunia bila diletakkan pada tempatnya tidak akan mengakibatkan kesengsaraan yang berkepanjangan. Akan tetapi, jika melebihi cintanya kepada Allah maka akan berakibat sangat buruk, diantaranya:
  • Harga dirinya akan hina di hadapan para musuh sehingga laksana makanan dalam piring yang siap untuk di santap.
  • Menjadi sebab yang bisa mengundang datangnya siksa Allah (Q.S. at-Taubah[9]:24)
  • Yang lebih parah lagi ia akan menempati neraka yang telah disiapkan oleh Allah (Q.s. an-Nazi'at[79]:37-39).
Kiat-Kiat Agar Selamat Dari Cinta Dunia
  1. Sadarilah bahwa kenikmatan dunia itu hanyalah bersifat sementara sedangkan kenikmatan akhirat itu bersifat kekal nan abadi. (Q.S.al-Mukmin[40]:39)
  2. Cermatilah kehidupan Orang-orang terdahulu.yaitu para pecinta dunia dan pecinta akhirat dan lihatlah apa yang ia peroleh dari perbuatan mereka.
  3. Do'a merupakan senjata bagi seorang muslim. oleh karena itu berdoalah kepada Allah supaya Dia tidak menjadikan dunia ini sebagai cita-cita (tujuan) utama hidup kita.
  4. Lihatlah orang-orang yang lebih rendah daripada ngkau (dari segi ekonomi) dan jangan melihat dengan orang-orang yang di atasmu, karena hal itu bisa menambah untuk bisa bersyukur kepada Allah dan tidak berambisi terhadap kenikmatan dunia.
Semoga Allah mengampuni kekurangan dan kesalahan yang ada di dalamnya. Akhirnya semoga Allah membukakan hati saudara-saudara kita semua yang sedang dimabuk cinta dunia hingga melalaikan tugasnya sebagai hamba Allah yang wajib beribadah hanya kepadanya saja. Dan semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang menjadikan dunia ini sebatas sarana dan bukan tujuan utama hidup. Amiin yaa robbal 'alamin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar